Manajemen pembelajaran
A.
Manajemen
Pembelajaran
1.
Konsep
Manajemen Pembelajaran
Proses
pembelajaran sangat terkait dengan berbagai komponen yang sangat kompleks.
Antara komponen yang satu dengan komponen lainnya memiliki hubungan yang
bersifat sistematik, maksudnya masingmasing komponen memiliki peranan
sendiri-sendiri tetapi memiliki hubungan yang saling terkait. Masing-masing
komponen dalam proses pembelajaran perlu dikelola secara baik. Tujuannya agar
masing-masing komponen tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal. Hal ini akan
terwujud, jika guru sebagai desainer pembelajaran memiliki kompetensi manajemen
pembelajaran. Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Suharsimi
Arikunto mengungkapkan bahwa manajemenadalah penyelenggaraan atau pengurusan agar
sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.
Manajemen juga diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan
mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi
tercapai secara efektif dan efisien . Jadi, manajemen merupakan serangkaian
proses yang dilaksanakan dalam sebuah kegiatan guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan diharapkan. Banyak ahli yang memberikan definisi tentang
manajemen yang dikutip oleh Dayat dalam Jurnal tentang pengantar teori
Manajemen.
2.
Tujuan
Manajemen pembelajaran
Tujuan
manajemen pendidikan erat sekali dengan tujuan pendidikan secara umum, karen
manajemen pendidikan pada hakikatnya merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan secara optimal. Apabila dikaitkan dengan pengertian manajemen
pendidikan pada hakikatnya merupakan alat mencapai tujuan. Adapun tujuan
pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didikagar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pokok mempelajari manajemen
pembelajaran adalah untuk memperoleh cara, teknik dan metode yang
sebaik-baiknya dilakukan, sehingga sumber-sumber yang sangat terbatas seperti
tenaga, dana, fasilitas, material maupun spiritual guna mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien.
3.
Kebijakan
tentang manajemen pembelajaran
4.
Peran
guru dalam manajemen kelas pembelajaran
Salah satu tugas guru sebagai
pendidik di sekolah adalah sebagai menajer. Seorang guru harus mampu memimpin
kelasnya agar tercipta pembelajaran yang optimal. Fasilitas dan kondisi kelas
merupakan salah satu factor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut
Padmono (2011, 23) fasilitas kelas (instrumental in put) berkaitan erat
dengan terciptanya lingkungan m belajar (environmental in put) kondusif
sehingga murid dengan senang dan sukarela belajar. Penataan fasilitas dapat
menjadi pendorong jika diorganisir secara baik. Di sinilah peran guru SD dapat
terlihat, adapun peran guru dalam memenej kelas agar tercipta
pembelajaran yang efektif sebagai berikut:
a.
Peran
guru dalam pengorganisasian kelas
Organisasi kelas yang tepat akan
mendorong terciptanya kondisi belajar yang kondusif. Pengorganisasian kelas ini
pada dasarnya bersifat lokal, artinya organisasi kelas tergantung guru, kelas,
murid, lingkungan kelas, besar ruangan, penerangan, suhu, dan sebagainya. Kita
ketahui pada saat ini penataan kelas secara tradisional yang menempatkan satu
meja guru berhadapan dengan meja kursi siswa. Kelas yang ditata secara
tradisional tersebut menempatkan guru sebagai pusat kegiatan dan sentra
perhatian murid tampak sebagai objek pengajaran bukan sebagai subjek yang
belajar. Akibatnya aktivitas sebagian besar dilakukan guru sedang murid hanya
pasif menerima.
b.
Peran
guru dalam pengaturan tempat duduk
Penataan kelas sebagaimana diuraikan
pada pengorganisasian kelas ditata fleksibel yang mudah diubah sesuai
pembelajaran yang akan dikembangkan guru. Penataan tempat duduk dapat berbentuk
:
1.Seating chart
Penempatan murid dalam kelas dibuat
suatu denah yang pada satu periode waktu tertentu dapat diubah sesuai tuntunan
pembelajaran yang sedang dikembangkan oleh guru, sehingga perkembangan dan
pertumbuhan murid tidak terganggu. Penataan tempat duduk yang didesain dalam
chart dapat digambar sendiri oleh murid atau sekelompok murid secara bergilir,
sehingga keterbatasan penataan tempat duduk secara tradisional ini dapat
diminimalkan pengaruh buruknya. Penataan dan gambar desain dilaksanakan secara
bergilir, sehingga setiap kelompok mempu menuangkan idenya dan mengembangkan
iklim demokrasi di kelasnya, sehingga sikap menghargai pendapat orang lain
dengan menghilangkan pandangan mereka sendiri.
2 .Melingkar
Model duduk seperti ini dapat
digunakan guru dalam pembelajaran diskusi kelompok, sehingga ada modifikasi
untuk menghilangkan kejenuhan siswa.
3 .Tapal kuda
Model ini sesuai untuk melaksanakan
diskusi kelas yang dipimpin oleh guru atau ketua diskusi yang dipilih siswa.
Diskusi kelas akan meningkatkan keberanian dibanding keberanian yang hanya
muncul pada kelompok kecil.
c.Peran guru dalam pengaturan
alat-alat pelajaran
Alat-alat pelajaran dapat
klasifikasikan menjadi beberapa kelompok, antara lain: Menurut kedudukannya;
alat pelajaran dibedakan atas permanen dan tidak permanen. Permanen jika alat
pelajaran tersebut diletakkan di kelas secara terus menerus, misalnya: listrik,
papan tulis, dan sebagainya. Alat pelajaran tidak permanen atau yang bergerak (movable)
yaitu alat pelajaran yang dapat dipindah, misalnya: kursi, OHP, mesin-mesin,
peta, dan sebagainya. Menurut fungsinya; a) alat untuk menulis; kapur, papan
tulis, pensil, dan lain-lain; b) alat-alat lukis; jangka, meter, segitiga,
buku.
Alat-alat pelajaran tersebut tidak
perlu disimpan ditempat khusus, tetapi cukup diatur di dalam kelas, sehingga
bila sewaktu-waktu digunakan akan cepat.
d.Peran guru dalam pemeliharaan
keindahan ruangan kelas
Guru memiliki peran untuk mengorganisir
siswanya agar dapat mendesain kelasnya menjadi kelas yang indah. Keindahan
dapat dicapai dengan beberapa cara, yaitu: (a) menata ruangan menjadi rapi,
misalnya; menata alat pelajaran sesuai kelompoknya, menata buku sesuai tinggi
buku, tebal buku, dan kelompok buku, penataan alat pelajaran permanent yang
sesuai dengan ruangan. Desain interior yang harmonis akan merangsang anak untuk
tenggelam dalam suasana akademik (Immersion). Anak yang tenggelam dalam
lautan ilmu pengetahuan akan mengalami pembelajaran secara alamiah, nyata,
langsung, dan bermakna, (b) penataan meja guru, gambar-gambar merupakan factor
pendukung tercapainya ruangan yang rapid an indah..
5.Kode
etik guru
a. Guru
berbakti membimbing peserta didik membentuk manuasia Indonesia seutuhnyayang
berjiwa pancasila.
b. Guru
memiliki dan melaksanakan kejujuran profesianal.
c. Guru
berusaha memperoleh informasi tentang peserta
didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
d. Guru
menciptakan suasan sekolah sebaik-baiknya.
e. Guru
memelihara hubungan baik dengan orang tuamurid dan masyarakat sekitarnya
Daftar
Pustaka
NanangFattah.1999.landasan manajemen pendidikan,Bandung;PT.
Remaja Rosda Karya.
Hadari
Nawawi.1993.Administrasi pendidikan.jakarta;
jahi Masagung
Syafaruddin.2005.Manajemen lembaga pendidikan islam.Jakarta;Ciputat
press
makasih, sangat bermanfaat.
BalasHapusiya sama2..terimakasih kembali
Hapusmakasih, sangat bermanfaat
BalasHapusiya sama2..selamat membaca
HapusMakasih, blognya bermanfaat
BalasHapusiya sama2..selamat membaca
Hapussangat bermanfaatt sekali
BalasHapusMakasihh..
HapusTerimakasi banyak atas Matari yang di sampaikan, sangat bermanfaat sekali bagi saya.
BalasHapusIya sma2
HapusMkasih kk, blog ini sangat bermanfaat kk
BalasHapusBlognya sangat bermanfaat kak
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusMenurut kakak, apa sih kendala guru dalam mengelola kelas??
BalasHapusSangat bermanfaat kak, semoga bisa diterapkan😇🙏
BalasHapusSangat bermanfaat👍
BalasHapusDapat membantu dalam mengerjakan tugas kak
BalasHapusPenulisannya rapi dan mudah di pahami
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusSangat membatu
BalasHapusmudah dipahami materinnya
BalasHapus