Tugas 11 (Fania azura) prinsip -prinsip disiplin kelas
PRINSIP - PRINSP DISIPLIN KELAS
A. Pengertian Disiplin Kelas
Disiplin merupakan istilah yang sudah memasyarakat diberbagai instansi pemerintah maupun swasta. Kita mengenal adanya disiplin kerja, disiplin lalu lintas, disiplin belajar dan macam istilah disiplin yang lain. Disiplin secara etimologi berasal dari bahasa latin “ disibel” yang berarti pengikut. Seiring dengan perkembangan bahasa, kata tersebut mengalami perubahan menjadi ‘disipline”yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Berbeda dengan pendapat yang menyatakan bahwa disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina”yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan.Sekarang ini kata displin telah berkembang mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga banyak para ahli baik ahli bahasa maupun sosial dan etika dan estetika memberikan definisi yang berbeda-beda.
Ada beberapa tokoh yang mendefinisikan disiplin sebagai sebuah proses yang harus ditempuh sebagaimana diringkas oleh carapedia.com berikut ini;
Disiplin merupakan hasil belajar dan mencakup aspek kognitif, afektif, dan behavioral (Toto Asmara). Disiplin merupakan wujud nyata dari penghargaan kita pada diri sendiri dan orang lain (Tim Penulis Grasindo). Disiplin adalah proses pelatihan pikiran dan karakter, yang meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan menumbuhkan ketaatan atau kepatuhan terhadap tata tertib atau nilai tertentu (Andrias Harefa). Disiplin adalah merujuk pada autoriti, keadaan kelas yang teratur, program studi yang sitematik, serta cara penetapan peraturan atau hukuman (R. F. Olivia)
Dari beberapa definisi tersebut dapat difahami bahwa disiplin adalah serangkaian pelatihan atau pembiasaan yang untuk meningkatknya kemampuan aspek kognitif, afektif dan behavioral serta pengendalian diri yang menjadi habit dalam kehidupan.
Ada juga yang mendefinisikan bahwa disiplin merupakan potensi diri siswa yang perlu diekflor dalam proses pembelajaran yang berlangsung.sebagaiman dipaparkan oleh carapedia.com berikut;
Disiplin merupakan salah satu aspek perkembangan seorang individu yang berkaitan dengan cara untuk mengkoreksi atau memperbaiki dan mengajarkan anak tingkah laku baik tanpa merusak harga diri anak (Euis Sunarti).
Pada hakekatnya, disiplin merupakan hal yang dapat dilatih.pelatihan disiplin diharapkan dapat menumbuhkan kendali diri, karakter atau keteraturan, dan efisiensi. Jadi secara singkat dapat disimpulkan bahwa disiplin berhubungan dengan pengendalian diri supaya dapat menbedakan mana hal yang benar dan mana hal yang salah sehingga dalam jangka panjang diharapkan bisa menumbuhkan perilaku yang bertanggung jawab
Berikut ini adalah pengertian dan definisi disiplin sebagaimana dipaparkan oleh carapedia.com adalah sebagai berikut;
Disiplin adalah hubungan tata tertib, tata susila, adab, akhlak, dan kesopanan (Abdullah Sani Bin Yahaya).Disiplin adalah jembatan antara tujuan dan prestasi (Jim Rohn).Disiplin merupakan latihan yang diberikan kepada murid supaya mereka bertindak sesuai dengan peraturan di rumah, sekolah, dan masyarakat (Mizan Adiliah). Disiplin adalah beraneka aturan yang menjadi petunjuk dan pegangan kehidupan beradab suatu masyarakat agar dapat melangsungkan keberadaannya dalam keadaan aman, tertib, serta terkendali berdasarkan hukum dalam semua aspek kehidupan (Sukono) Disiplin adalah tata tertib ( di sekolah, kemiliteran, dsb) atau ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib, dsb) (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Disiplin kelas merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang untuk bersikap patuh terhadap bentuk-bentuk aturan yang telah ditetapkan dalam kelas agar tercapai tujuan yang diinginkan.
B. Sumber Pelanggaran Disiplin Kelas
Sumber pelanggaran asumsi adalah suatu asumsi yang menyatakan bahwa semua tingkah laku individu merupakan upaya untuk mencapai tujuan yaitu pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan manusia meliputi kebutuhan- kebutuhan berikut ini:
a. Kebutuhan fisik ( physical needs) manusia, yaitu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia
b. Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan ( security and safety) yaitu kebutuhan keselamatan dan rasa aman baik fisik maupun perasaan keamanan terhadap masa depan yang dihadapinya
c. Kebutuhan rasa diterima dan cinta kasih yaituberupa kebutuhan mencintai orang lain dan dicintai orang lain, penerimaan, pembenaran, dan cinta orang lain pada dirinya
d. Kebutuhan akan kehormatan harga diri (respect of self esteem) yaitu kebutuhan merasa dirinya berguna bagi orang lain, mempunyai pengaruh terhadap orang lain, dan sebagainya
e. Kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman (knowledge and understanding) terhadap berbagai hal agar individu dapat mengambil berbagai keputusan yang bijaksana terhadap beberapa hal dalam menghadapi dunianya secara efektif
f. Kebutuhan akan keindahan dan aktualisasi diri (beauty and self actualization) yaitu kebutuhan untuk memperoleh pengalaman mengaktualisasikan dirinya dalam dunia nyata secara langsung agar dari pengalamannya ia akan lebih kreatif, toleran dan spontan.
Menurut Rasdi (2000) dalam Entang dan Raka Joni (24-25) Secara berurutan, manusia menghendaki terpenuhinya semua kebutuhan tersebut yang diperoleh dengan cara yang wajar, umum sesuai dengan aturan yang berlaku.
Dengan logika seperti itu, mungkin pula pelanggaran disiplin di sekolah bersumber pada lingkungan sekolah yang tidak memberikan pemenuhan terhadap semua kebutuhan peserta didik khususnya, misalnya seperti berikut:
1. Tipe kepemimpinan guru atau sekolah yang otoriter yang senantiasa mendiktekan kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan subjek didik
2. Pemberian hak- hak kelompok besar anggota sebagai peserta didik oleh sekolah atau guru
3. Sekolah atau guru tidak atau kurang memperhatikan kelompok minoritas baik yang ada di atas atau di bawah rerata dalam berbagai aspek yang ada hubungannya dengan kehidupan sekolah
4. tau guru kurang melibatkan dan kurang mengikutsertakan para peserta didik untuk bertanggung jawab terhadap kemajuan sekolah sesuai dengan kemampuannya
5. Sekolah atau guru kurang memperhatikan latar belakang kehidupan peserta didik dalam keluarga ke dalam subsistem kehidupan sekolah
6. Sekolah kurang mengadakan kerja sama dengan orang tua dan keduanya juga saling melepaskan tanggung jawab.
a) Masalah dari guru atau pendidik:
1. Guru mempunyai masalah pribadi yang dapat mengganggu dirinya sehingga terbawa kedalam kelas.
2. Pendidik tidak menguasai materi sehingga peserta didik kurang paham.
3. Pendidik tidak memiliki berwibawa..
4. Guru tidak mempunyai hubungan baIk dengan siswa.
5. Guru tidak membawa keteladanan.
6. Guru kurang menggunakan media, strategi, dan metode mengajar dengan baik.
b) Masalah yang ditimbulkan oleh peserta didik
Sejumlah hal yang disebabkan oleh peserta didik berikut ini cenderung memberikan kontribusi atau membuat disiplin kelas terganggu seperti:
7. Anak yang suka berbuat aneh untuk menarik perhatian di kelas
8. Anak yang berasal dari keluarga yang kurang harmonis atau kurang perhatian dari orang tuanya
9. Anak yang sakit
10. Anak yang tidak punya tempat untuk mengerjakan pekerjaan sekolah di rumah
11. Anak yang kurang tidur
12. Anak yang malas
13. Anak yang pasif
14. Anak yang menentang kepada semua peraturan
15. Anak yang pesimis terhadap semua keadaan
16. Anak yang berkeinginan berbuat segalanya dikuasai secara “sempurna”
Sementara itu, gangguan disiplin yang datang dari kelompok peserta didik dapat berupa :
1. Ketidakpuasan atas pekerjaan kelas
Disebabkan oleh tugas yang terlalu mudah atau terlalu sulit, beban terlalu ringan atau terlalu berat, penugasan cenderung kurang terbuka karena mereka tidak siap.
2. Hubungan interpersonal lemah
Dapat terjadi karena pengelompokkan pertemanan atau klik dan peran kelompok sangat lemah.
3. Gangguan suasana kelompok
Disebabkan oleh suasana tercekam kompetisi yang berlebihan dan sangat eksklusif ( kelompok menolak individu yang tidak siap)
4. Pengorganisasian kelompok lemah
Ditandai oleh tekanan otokrasi yang berlebihan atau lemahnya supervisi dan pengawasan, standar perilaku yang terlalu tinggi atau rendah, dan sebagainya
5. Emosi kelompok dan perubahan mendadak
Dapat diakibatkan oleh kelompok memiliki watak atau tempramen kekhawatiran tinggi, kejadian depresi yang mendadak, ketakutan atau kegemparan, serta kelompok dihinggapi rasa bosan dan kurang berminat atau emosionalnya lemah.
c) Masalah yang ditimbulkan lingkungan :
a. Lingkungan rumah atau keluarga, seperti kurang perhatian, ketidakteraturan, pertengkaran, ketidakharmonisan, dan lain- lain
b. Lingkungan atau situasi tempat tinggal, seperti lingkungan kriminal, lingkungan bising dan lingkungan minuman keras
c. Lingkungan sekolah, seperti kelemahan guru, kelemahan kurikulum, kelemahan manajemen kelas, ketidaktertiban, dan kekurangan fasilitas
d. Situasi sekolah seperti: hari- hari pertama dan hari- hari akhir sekolah ( akan libur atau sesudah libur), pergantian pelajaran, pergantian guru, dan lain- lain.
Sebab- sebab pelanggaran disiplin kelas itu selain bersifat pribadi juga ada sebab- sebabnya yang bersifat umum, seperti:
a. Kebosanan dalam kelas merupakan sumber pelanggaran disiplin ( mereka tidak tahu lagi apa yang harus mereka kerjakan karena yang dikerjakan itu ke itu saja)
b. Perasaan kecewa dan tertekan karena siswa dituntut untuk bertingkah laku yang kurang wajar sebagai anak remaja
c. Tidak terpenuhinya kebutuhan akan perhatian, pengenalan, atau keberadaan pribadi siswa atau status.
C. Peraturan dan Tata Tertib Kelas
Kelas harus mempunyai peraturan dan tata tertib. Peraturan dan tata tertib kelas ini harus dijelaskan dan dicontohkan kepada siswa serta dilaksanakan secara terus menerus. Peraturan dan tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada siswa.
Peraturan menunjuk pada patokan atau standar yang sifatnya umum yang harus dipenuhi oleh siswa. Misal : siswa harus mendengarkan dengan baik apa yang sedang dikatakan atau diperintahkan oleh guru; menulis jawaban pertanyaan guru jika guru telah memerintahkannya; memberi jawaban jika guru telah menunjuknya.
Tata tertib menunjuk pada patokan atau standar untuk aktivitas khusus. Misal : penggunaan pakaian seragam; mengikuti upacara bendera; peminjaman buku perpustakaan (Suharsimi Arikunto, 1993:122-123).
Peraturan dan tata tertib kelas untuk sekolah dasar seperti yang tercantum dalam Petunjuk Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996:79-81) antara lain harus memuat hal-hal berikut ini.
1. Masuk sekolah
a) Siswa harus datang ke sekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran dimulai.
b) Menaruh tas dan alat tulis lainnya di laci meja masing-masing kemudian keluar kelas.
c) Siswa yang mendapat tugas jaga/piket harus hadir lebih awal.
d) Siswa yang sering terlambat harus diberi teguran.
e) Siswa yang tidak masuk karena alasan tertentu harus memberi tahu sebelum atau sesudahnya secara lisan atau tulisan.
f) Guru tidak boleh terlambat atau absen tanpa ijin.
2. Masuk kelas
a) Siswa segera berbaris di depan kelas ketika bel berbunyi.
b) Ketua kelas menyiapkan barisan
c) Siswa masuk kelas satu persatu dengan tertib dan duduk di tempatnya masing-masing.
d) Guru memeriksa kerapian, kebersihan, dan kesehatan siswa satu persatu; kebersihan kuku, kerapian rambut, kerapian dan kebersihan baju dan sebagainya.
3. Di dalam kelas
a) Berdo’a bersama dipimpin oleh salah seorang siswa.
b) Memberi salam kepada guru dan pelajaran dimulai.
c) Guru menuliskan siswa yang tidak masuk di papan absen serta alasan/keterangan mengapa tidak masuk.
d) Pada saat pelajaran berlangsung siswa harus tetap tertib, tidak boleh ribut, bercanda atau melakukan kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran.
e) Siswa tidak boleh meninggalkan kelas tanpa ijin atau alasan tertentu.
f) Guru juga tidak diperkenankan meninggalkan kelas ketika pelajaran berlangsung walaupun ada siswa sedang mengerjakan tugas di luar kelas.
4. Waktu istirahat
a) Pada saat bel istirahat berbunyi siswa keluar kelas dengan tertib.
b) Guru keluar kelas setelah semua siswa keluar.
c) Siswa tidak boleh berada di kelas ketika istirahat.
d) Selama istirahat siswa tidak diperkenankan meninggalkan sekolah tanpa ijin.
e) Pada saat bel masuk lagi berbunyi (setelah istirahat) siswa masuk kelas dengan tertib dan duduk dengan tenang di tempat masing-masing.
f) Sebaiknya guru sudah berada di kelas lebih dahulu menjelang bel masuk berbunyi.
5. Waktu pulang
a) Ketika bel pulang berbunyi, pelajaran berakhir, ditutup dengan doa dan salam kepada guru.
b) Guru memberikan nasehat-nasehat, mengingatkan tentang tugas-tugas, pekerjaan rumah dan sebagainya
c) Siswa keluar kelas dengan tertib.
DAFTAR PUSTAKA
Ekosiswoyo Rasdi, Maman Rachman. 2000. Manajemen Kelas. Semarang: CV. IKIP Semarang Press.
Riyanto. Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidikan Dalam implementasiPembelajaran yang Efektif. Jakarta: Kencana.
Artikela nya bagus
BalasHapusArtikela nya bagus
BalasHapusSangat membantu sekali kak
BalasHapusSangat bermanfaat kakak, semoga bisa kita terapkan dilapangan nantinya🙏
BalasHapusSangat membantu
BalasHapusSangat bermanfaat, terimakasih
BalasHapusmudah dipahami materinya
BalasHapusMudah di pahami
BalasHapusSangat membantu ana, syukron ukhtiku😇
BalasHapus